ETIKA SENI
Dalam dunia penciptaan karya seni, etika seni adalah sarana orientasi bagi usaha seniman untuk menjawab pertanyaan dalam berkarya. Pertanyaan yang harus dijawab adalah pertanyaaan yang bersifat fundamental, yaitu bagaimana seorang seniman harus berkarya? Jawabannya bukan uraian mengenai kebenaran moral yang berkaitan dengan ajaran-ajaran, wejangan-wejangan, khotbah-khotbah, dan patokan-patokan bagaimana seniman bertindak dalam penciptaan karya. Bukan pula uraian mengenai aturan ini itu yang memberi konotasi petunjuk bagaimana agar seseorang menjadi seniman yang baik. Tetapi, etika yang dimaksud di sini adalah uraian fenomena epistemologis sebagai orientasi berkarya, yang terpusat pada masalah penggunaan (1) sarana, (2) tatacara penciptaan, dan (3) syarat syahnya pilihan keindahan artistik yang ditorehkan seniman di dalam karyanya.
Bukankah etika adalah ilmu tentang orietasi?
Etika seni membantu komposer atau seniman pada umumnya mencari orientasi dalam berkarya. Tujuannya adalah agar seniman tidak berkarya dengan cara ikut-ikutan terhadap seniman lain. Tetapi, mengupayakan agar seniman mengerti sendiri mengapa ia menentukan sikapnya, begini atau begitu, terkait dengan karya seni yang diciptakannya. Etika seni membantu seniman agar lebih mampu untuk mempertanggungjawabkan karyanya yang mereka garap dan disajikan di tengah-tengah hiruk pikuk kehidupan manusia pada umumnya.
Etika seni bukan ajaran moral yang terkait dengan penggunaan atau pengelolaan medium sebagai (1) sarana dan (2) tatacara penciptaan, serta bukan (3) ajaran moral yang berupa nilai-nilai yang menjadi objek garapan dan isi dari ekspresi karya seni. Etika seni bukan batasan sosial atau batasan kultural yang sumber dasarnya adalah ajaran-ajaran pada tradisi atau adat istiadat yang berkembang pada masyarakat, agama, dan atau ideologi tertentu. Etika seni adalah filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang penggunaan atau pengelolaan medium sebagai (1) sarana dan (2) tatacara penciptaan, serta (3) ajaran moral yang berupa nilai-nilai yang hendak menjadi objek garapan dan isi dari ekspresi karya seni.
Etika seni diperlukan dalam pengembangan kredo kesenimanan. Intinya, etika seni adalah pemikiran sistematis tentang nilai-nilai mengenai pemilihan sarana, tatacara, dan isi karya dalam penciptaan seni. Ada banyak contoh karya penciptaan seni yang dapat digunakan sebagai model untuk telaah etika sebagai perspektif kajian seni.
Dalam artikel ini, dicontohkan model paradigma penciptaan yang dilakukan oleh I Wayan Sadra. Sadra adalah komponis kontemporer berbasis gamelan. Karya-karyanya telah dikenal mendunia. Berkat karyanya, ia mendapatkan penghargaan internasional di Amerika Serikat yaitu “Horizon Award”. Mengapa Sadra, karena karyanya telah mewarnai kehidupan musik kontemporer Indonesia.
sumber : http://bsunarto.blogspot.com/2010/09/etika-dan-pertimbangan-i-wayan-sadra.html
Bukankah etika adalah ilmu tentang orietasi?
Etika seni membantu komposer atau seniman pada umumnya mencari orientasi dalam berkarya. Tujuannya adalah agar seniman tidak berkarya dengan cara ikut-ikutan terhadap seniman lain. Tetapi, mengupayakan agar seniman mengerti sendiri mengapa ia menentukan sikapnya, begini atau begitu, terkait dengan karya seni yang diciptakannya. Etika seni membantu seniman agar lebih mampu untuk mempertanggungjawabkan karyanya yang mereka garap dan disajikan di tengah-tengah hiruk pikuk kehidupan manusia pada umumnya.
Etika seni bukan ajaran moral yang terkait dengan penggunaan atau pengelolaan medium sebagai (1) sarana dan (2) tatacara penciptaan, serta bukan (3) ajaran moral yang berupa nilai-nilai yang menjadi objek garapan dan isi dari ekspresi karya seni. Etika seni bukan batasan sosial atau batasan kultural yang sumber dasarnya adalah ajaran-ajaran pada tradisi atau adat istiadat yang berkembang pada masyarakat, agama, dan atau ideologi tertentu. Etika seni adalah filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang penggunaan atau pengelolaan medium sebagai (1) sarana dan (2) tatacara penciptaan, serta (3) ajaran moral yang berupa nilai-nilai yang hendak menjadi objek garapan dan isi dari ekspresi karya seni.
Etika seni diperlukan dalam pengembangan kredo kesenimanan. Intinya, etika seni adalah pemikiran sistematis tentang nilai-nilai mengenai pemilihan sarana, tatacara, dan isi karya dalam penciptaan seni. Ada banyak contoh karya penciptaan seni yang dapat digunakan sebagai model untuk telaah etika sebagai perspektif kajian seni.
Dalam artikel ini, dicontohkan model paradigma penciptaan yang dilakukan oleh I Wayan Sadra. Sadra adalah komponis kontemporer berbasis gamelan. Karya-karyanya telah dikenal mendunia. Berkat karyanya, ia mendapatkan penghargaan internasional di Amerika Serikat yaitu “Horizon Award”. Mengapa Sadra, karena karyanya telah mewarnai kehidupan musik kontemporer Indonesia.
sumber : http://bsunarto.blogspot.com/2010/09/etika-dan-pertimbangan-i-wayan-sadra.html